Sunday, February 9, 2014

republik - IMPOR -

Bagaimanapun, mandiri lebih baik dibanding harus bergantung. Mencipta lebih utama daripada mengikuti, itu berlaku untuk bangsa maupun individu manapun. Mandiri secara teknologi buat kita tidak perlu selalu turuti asing. Apalagi ikuti sistem mereka. Saatnya bangsa ini harus percaya diri mengembangkan sistemnya sendiri didasari hasrat keinginan untuk mandiri. Kita sudah punya banyak ahli, peneliti juga, meski outcamenya masih parsial tidak seluruhnya aplikatif sehingga manfaatnya belum terasa langsung. Butuh waktu dan konsistensi, bukan sekedar skor untuk mengalahkan jumlah publikasi ilmiah dan hak paten negara sebelah.

Impian Indonesia untuk mandiri secara teknolgi harus di reaktivasi kembali demi masa depan bersama. Ironisnya, di negara ini pengembangan teknologi tidak dapat tempat cukup. Tapi dana ratusan trilyun mudah cair untuk BLBI, anggaran untuk saksi pemilu dan biaya politik lainnya. Sosial politik dan ekonomi jauh lebih kuat pengaruhnya dibanding pertimbangan untuk majukan teknologi. Diskusi sosial politik lebih mendominasi ruang publik dibanding  gerakan teknologi alternatif kerakyatan. Ilmu sosial, politik, dan hukum berkembang pesat kuantitasnya, mereka seolah lebih produktif hasilkan wacana yang hanya habiskan energi. Banyak bicara, miskin karya kurang bekerja.

Padahal ranah informasi dalam membentuk opini tidak segannya bersifat provokatif, mendeskreditkan bahkan adudomba. Kebohongan yang diulang-ulang bisa bikin orang percaya, ini doktrin lama dikenal dengan agitasi propaganda, jauh beda dengan sikap kritis yang rasional-objektif dimana bahan bakunya berdasar fakta/data. Sehingga jangan heran jika semua ” informasi”bisa dibolak balik Tergantung pesanan dan kepentingan.

Kita mengulang kesalahan Eropa. Sibuk dengan ilmu humanisme dibanding science teknologi. Jepang, Korea, China tetap konsisten utamakan teknologi. Opini pengembangan teknologi hanya terjadi di ruang terbatas, laboratiorium dan kampus, sedangkan ruang publik ditutupi riuhnya bunyi politik. Tidak banyak yang tau bahwa melalui tangan IMF, program teknologi strategis kita diberangus. Sekarang kita hanya pasar dari produk asing, RI jadi Republik Impor.

Antagonis - Politik

Antagonis - Politik Faktor Penyebab Beberapa sebab utama dari krisis politik ini, yakni feodalisme, oligarki dan banalitas kejahat...