Monday, October 3, 2016

SEDUKSI



Seduksi adalah rayuan. Namun, seduksi bukanlah sekedar rayuan yang bersifat pribadi. Seduksi adalah rayuan yang bersifat sistemik.

Sistem politik melakukan seduksi, supaya kita memberikan suara kita, ketika pemilihan umum tiba. Janji-janji cemerlang diucapkan, guna memikat hati rakyat. Hadiah-hadiah mewah dibagikan, kerap kali dengan cara-cara yang melanggar hukum. Seduksi politik adalah seduksi yang memoles kepercayaan rakyat terhadap kekuasaan

Ekonomi dan bisnis melakukan seduksi, supaya kita terus menggunakan uang, bahkan untuk kebutuhan-kebutuhan yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Sehingga kita terus bekerja, memeras tenaga dan keringat akibat seduksi yang terjadi.

Budaya massa pun melakukan seduksi, sehingga dalam berperilaku kita terlepas  dari akal sehat  sebagai manusia. Budaya massa mendikte kita untuk berperilaku sesuai dengan perubahan jaman. Semua tata hidup, mulai dari gaya berjalan, gaya berbicara, gaya berpakaian sampai dengan gaya bercintapun, kita diminta menyesuaikan diri dengan trend terbaru. Jika orang tidak mau ketinggalan jaman dan kitapun diseduksi agar mempunyai ego tidak mau ketinggalan zaman.

Ketika akal sehat dan sikap kritis lenyap ditelan seduksi, hidup menjadi tak beradab. Kenikmatan diumbar tanpa pertimbangan kepantasan pada keadaan sosial. Orang menumpuk harta dan kenikmatan, namun tak pernah bisa sungguh bahagia dan terpuaskan. Ia kehilangan jati dirinya, dan hidup dalam penderitaan serta kekosongan jiwa. Seperti halnya kekuasaan, orang tidak puas dengan satu atau dua jabatan dan akan selalu berusaha meraih jabatan-jabatan tersebut apapun caranya.

Antagonis - Politik

Antagonis - Politik Faktor Penyebab Beberapa sebab utama dari krisis politik ini, yakni feodalisme, oligarki dan banalitas kejahat...