BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sains dan tekhnologi saling bedampingan. Seiring semakin pesatnya perkembangan tekhnologi, maka diperlukan suatu upaya peningkatan mutu pembelajaran Sains dengan cara memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan minat dan fase perkembangan siswa. Penalaman belajar disekolah harus fleksibel dan tidak kaku, serta perlu menekankan pada kreatifitas, rasa ingin tahu, kejujuran dan disiplin.
Belajar adalah Proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan utama dari keseluruhan proses pendidikan. sehingga ndapat dikatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaiamana proses belajar yan dialami peserta didik di sekolah.
Dalam sebuah lembaga pendidikan sekolah, keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari perubahan-perubahan keseluruhan tingkah laku baik kognitif, afektif, ataupun psikomotor siswa. Salah satu tanda bahwa seorang siswa telah berhasil dalam belajarnya yaitu dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapainya. Guna mewujudkan hal tersebut diatas tentu harus ada upaya dari lembaga sekolah untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang maksimal agar tercapai hasil belajar yang optimal.
IPA merupakan ilmu pasti dan pembelajarannya memerlukan pengamatan atau observasi langsung pada objek pembelajaran. akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajarannya, guru tidak selamanya dapat membawa objek, benda atau peristiwa sebenarnya ke dalam kelas. Oleh karena itu dalam penyampaian pengetahuan kepada siswa diperlukan media sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan informasi kepada siswa.
Dalam melaksanakan fungsinya, guru sering sekali dihadapkan dengan berbagai macam masalah, untuk itu guru diharapkan dapat memberikan solusi untuk setiap masalah yang muncul agar dapat mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang ingin dicapainya. selain guru harus menguasai materi yang akan disampaiakan, seorang guru juga harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat, dan mampu mengaplikasikannya sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif
Berdasarkan fakta yang ada, kegagalan dalam belajar rata rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru yang dapat membangkitkan Motivasi belajar siswa. Misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar.
Tugas Guru yang diantaranya adalah merencanakan bagaimana guru mendukung Motivasi Siswa (Nur 2001 : 3). Maka seorang Guru disamping menguasai materi juga harus memilih dan menetapkan model pembelajaran, sehingga pelaksanaan penyajian materi yang sesuai dengan kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pemikiran di atas maka rumusan penelitian tindakan kelas ini adalah Bagaimana meningkatkan pemahaman konsep Sains melalui metode bervariasi pada Siswa Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2008-2009 SD Negeri Sukra III Kabupaten Indramayu ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka, tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan pemahaman konsep Sains melalui metode bervariasi pada Siswa Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2008-2009 SD Negeri Sukra III Kabupaten Indramayu.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai sarana pembinaan kepada guru guru bidang eksakta untuk mempertimbangkan penggunaan berbagai metode.
b. Bagi guru
Sebagai sarana untuk meningkatkan hasil proses belajar mengajar bidang studi eksakta.
c. Bagi Pihak lain
Sebagai sarana untuk belajar dalam penelitian tindakan kelas dengan metode yang berbeda sehingga memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dalam penelitian tindakan kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Pembelajaran
Yang di maksud strategi dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan Strategi Pembelajaran yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pelajaran. Robert Gagne dengan Leslie Briggs (1970) Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen belajar mengajar. Seorang desainer menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip teknologi pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran bergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki. Dalam penelitian ini yang di maksud strategi adalah suatu cara atau metode yang pakai dalam proses pembelajaran sains secara umum dan pembelalajarn dalam bidang grafitasi bumi secara khusus.
B. Pemahaman Konsep
Sedangkan yang dimaksud dengan Konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Atau Konsep adalah abstrak dimana mereka menghilangkan perbedaan dari segala sesuatu dalam ekstensi, memperlakukan seolah-olah mereka identik. Konsep adalah universal dimana mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap extensinya. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan konsep sains dalam penelitian ini adalah suatu pengetahuan yang bersifat universal dan mendasar dalam bidang sains secara umum dan dalam bidang Gaya Grafitasi Bumi Secara Khusus. Kompetensi dasar yang akan menjadi landasan penelitian tindakan kelas ini adalah masalah Gaya grafitasi bumi. Namun, apakah "gravitasi" itu? Sejauh ini telah banyak usaha yang dilakukan untuk memahami fenomena gravitasi.
Sejarah mengatakan, mula pertama gagasan gravitasi dipahami dan dijelaskan oleh tuan Isaac Newton dalam Philosophiae Naturalis Principia Mathematica yang sering juga disebut Principia yang muncul pertama kali tahun 1687 (walaupun sebenarnya gagasan gravitasi tersebut telah diperolehnya 22 tahun sebelumnya) yang antara lain menjelaskan hukum gravitasi universal di samping mengemukakan teori bagaimana benda bergerak dalam ruang dan waktu.
Hukum gravitasi universal menjelaskan bagaimana benda berinteraksi tarik-menarik. Gagasan hukum gravitasi universal dapat kita pahami sebagai berikut,"tiap benda dalam jagat raya ditarik ke arah semua benda lain oleh suatu gaya yang makin kuat dengan makin besarnya massa benda-benda itu, dan dengan dekatnya benda itu satu sama lain". Artinya, setiap partikel materi yang berada di dalam jagat raya ini saling tarik-menarik satu sama lain yang besarnya gaya tarik-menarik tersebut bertambah besar bila jaraknya semakin dekat dan kandungan massa dari tiap-tiap partikel materi tersebut bertambah banyak.
Meskipun pengalaman kita hidup sehari-hari tidak merasakan hal demikian, hal ini dikarenakan oleh adanya kenyataan bahwa gaya gravitasi itu teramat lemah, sehingga pengaruh yang ditimbulkannya amat kecil untuk dapat kita rasakan.
Seiring dengan usaha pemahaman atas gaya interaktif lain yang ada di jagat raya ini, konsep medan telah diperkenalkan oleh ilmuwan fisika masyhur, Michael Faraday pada akhir abad 19 yang berusaha memahami gaya interaktif partikel bermuatan elektrik yang kita kenal sekarang sebagai gaya elektromagnetik (gagasan "partikel" untuk dunia mikroskopis adalah suatu model saja). Konsep medan ini kemudian dibuat umum hingga kemudian diterapkan juga pada gagasan gravitasi tuan Newton, yang dikenal dengan konsep medan gravitasi.
Konsep medan gravitasi ini memandang setiap partikel materi sebagai pengubah ruang medan gravitasi. Medan ini beraksi pada setiap partikel materi lain yang berada di dalam medan tersebut, yang seolah-olah "mengerahkan" gaya tarikan gravitasi pada partikel materi tersebut. Medan ini memainkan peranan perantara dalam pemikiran kita mengenai gaya-gaya interaksi di antara partikel-partikel materi.
Mungkin kita jadi berpikir, bahwa bila setiap partikel materi yang berada dalam medan gravitasi telah berusaha untuk mengerahkan daya tarikan gravitasi pada setiap partikel materi lain, maka terdapat "sesuatu" yang menjadi penghubung sehingga terjadi interaksi antar partikel-partikel materi. Pengenalan konsep kuantum dan penelitian mutakhir dari partikel elementer memungkinkan pemahaman yang jauh lebih baik daripada sebelumnya mengenai mekanisme gravitasi. Hasilnya adalah, diduga ada "partikel interaktif" yang dikenal dengan nama graviton sebagai pembawa gaya gravitasi yang memungkinkan partikel-partikel materi berinteraksi. Partikel interaktif tersebut tidak memiliki massa, bersifat maya-karena belum ada kenyataan eksperimental yang menemukan partikel interaktif tersebut. Karena graviton tidak bermassa, maka sebagai akibatnya ia dapat dipertukarkan pada jarak yang jauh sekali yang meliputi seluruh volume ruang jagat raya. Sebagai ilustrasi, berapa "keliling" jagat raya ini bila dikatakan bahwa di dalamnya terdapat sekitar 100 milyar galaksi yang tiap-tiap galaksi berisi sekitar 100 milyar bintang! Jumlah ini adalah suatu pendekatan saja, boleh jadi jumlah yang sebenarnya melebihi aproksimasi di atas. Sementara itu, dari pengamatan yang dilakukan terdeteksi bahwa antar galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain mirip dengan balon karet yang kita tiup, dengan kecepatan yang semakin bertambah besar dengan bertambah jauhnya jarak antar galaksi. Menurut prediksi, bahkan hal ini akan tetap berlangsung sekitar 5 atau 10 milyar tahun lagi.
Meskipun gaya gravitasi mempunyai kekuatan yang lemah bila dibandingkan dengan gaya-gaya lain yang terdapat di jagat raya ini, ia dapat mempunyai kekuatan yang sangat besar, bila kita meninjau suatu misal, sebuah objek langit yang mengalami pemampatan materi dan telah kehilangan energi termonuklirnya yang ia pergunakan untuk melangsungkan hidup, akan mengalami pengerutan yang sangat hebat. Bintang yang ambruk tersebut akan mengerut mencapai ukuran yang sangat kecil karena efek tarikan gravitasinya yang sangat kuat. Objek semacam inilah yang sering kita kenal sebagai lubang hitam, suatu objek yang menjadi perhatian utama saat ini dikarenakan ia memiliki sifat-sifat yang diramalkan dari teori kuantum dan teori relativitas umum, yang aneh, menawan dan menakjubkan. Mungkin sulit bagi kita untuk membayangkan terdapatnya objek yang demikian sangat rapat, bila suatu misal, dalam sebuah kelereng yang berdiameter dua cm mengandung sejumlah massa 80 milyar ton! Bintang yang mempunyai massa sekian itu akan terus-menerus mengerut dalam ukuran yang semakin kecil dan semakin rapat. Tarikan gravitasinya bahkan mampu menarik cahaya yang lewat mendekatinya.
Struktur atom dan struktur inti lubang hitam tidak lagi seperti yang telah kita kenal dalam teori atom dan teori nuklir, karena tarikan gravitasi telah menarik awan elektron di sekeliling inti dan menembusnya! Sifat-sifat apakah yang terjadi dan hukum bagaimanakah yang mampu menjelaskan adanya fenomena seperti itu, hingga saat ini masih dalam perumusan para fisikawan dunia. Dan akan selalu menjadi bahan kajian yang menarik karena ia merupakan aspek penting dalam pemahaman kita terhadap alam semesta, kelahiran serta proses evolusinya secara keseluruhan dalam suatu pemahaman utuh yang menunjukkan kebesaran Allah Yang Maha Rahman dalam menciptakan jagat raya ini.
C. Metode Bervariasi
Setelah membahas panjang lebar tentang Gaya grafitasi Bumi maka, pencarian makna tentang apa yang dinamakan dengan Metode bervariasi yang akan digunakan dalam proses perbaikan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran sains ini metode yang akan dibuat untuk memperbaiki proses belajar mengajar adalah Metode bervariasi. Yang di maksud dengan metode bervariasi adalah penggunaan beberapa metode pembelajaran yang digunakan dalam satu proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan gabungan beberapa metode pembelajaran antara lain yaitu 1). Direct Instruction (Pembelajaran langsung) 2). Cooperatif Learning (Pembelajaran berbasis kelompok) dan 3) Problem Base learning (Pembelajaran berbasis masalah).
Yang dimaksud dengan Direct Instruction atau Pembelajaran langsung adalah metode pembelajaran yang mengutamakan siswa mempunyai pengalaman langsung dengan mengerjakan sendiri dalam belajar. Siswa secara langsung memperhatikan demontrasi kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru dan secara langsung diikuti oleh siswa secara ber ulang ulang sampai pada tahapan siswa dapat mengerjakan sendiri tanpa bantuan guru.
Metode yang kedua adalah cooperative Learning atau pembelajaran berbasis kelompok yaitu strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur di dalam kelompok yang terdiri dari dua atau lebih siswa.
Metode yang kedua adalah Metode Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah. Yaitu strategi pembelajaran yang mengutamakan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah baik secara individu maupun berkelompok.
Menurut Soegito dan Nurani (2002), penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran, sehingga akan menigkatkan prestasi belajar.
Dengan kombinasi beberapa metode pembelajaran tersebut maka perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini dinamakan Metode Bervariasi. Untuk menetapkan jenis metode apa yang akan dikombinasikan dalam proses belajar mengajar disesuaikan dengan jenis materi yang akan di sampaikan. Dalam proses perbaikan pembelajaran sains ini peneliti menetapkan tiga strategi pembelajaran yaitu Direct Instuction, Cooperatif Learning, dan Problem Based learning.
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini peneliti merujuk pada penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa tenaga pendidikan yang menggunakan metode variasi dalam perbaikan pembelajaran salah satunya adalah Novita (2006), dalam penelitian tindakan kelas tersebut disimpulkan bahwa Penggunaan metode variasi akan meningkatkan minat dan motivasi belajar sehingga akan meningkatkan prestasi belajar.
Berdasarkan beberapa rujukan penelitian tersebut maka, peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode bervariasi untuk memperbaiki prestasi siswa SD Negeri Sukra III Kelas IV Kabupaten Indramayu Pada bidang studi IPA.
E. Kerangka Berfikir
Proses belajar yang dilakukan oleh para pendidik sebagian besar dilakukan dengan mengunakan metode ceramah, hal ini dilakukan karena guru karena merasa tidak ingin direpotkan dan memilih cara mudah dalam menyampaikan materi pelajaran, namun hal itu sangat merugikan siswa sebagai pihak yang menerima informasi atau objek yang akan menerima materi pelajaran.
Dalam proses pembelajaran modern strategi mempunyai posisi penting dalam menghasilkan prestasi belajar karena setiap materi yang disampaikan mempunyai karakteristik yang berbeda, suatu contoh materi pelajaran eksak sangat berbeda karakteristiknya dengan materi sosial sebab materi IPA atau eksak cenderung menekankan pada masalah psikomotorik. Jika materi yang demikian sangatlah tidak sesuai jika seorang pendidik menggunakan strategi pembelajaran yang konvensional yaitu mengunakan metode ceramah karena cara tersebut tidak memberikan pemahaman yang baik terhadap siswa karena siswa cenderung diajak berfantasi saja. Berbeda jika seorang pendidikan menggunakan alat peraga atau objek benda dan langsung didemonstrasikan didepan siswa hal ini sangat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Atas dasar kerangka berfikir tersebut maka peneliti dalam kesempatan ini menggunakan metode bervariasi yang merupakan kombinasi beberapa metode yang sesuai dalam pembelajaran bidang studi eksak dalam proses perbaikan pembelajaran bidang studi IPA secara umum dan dalam materi Gaya Grafitasi bumi secara khusus.
BAB III
PERENCANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Lokasi Dan Subjek Penelitian
a. Lokasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan pada Siswa Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2008-2009 SD Negeri Sukra III Kabupaten Indramayu sedangkan jumlah siswa sebagai subjek penelitian adalah sebanyak 19 siswa
B. Prosedur Pelaksanaan
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Dalam tahap pelaksanaan siklus I diamati oleh 2 orang pengamat sebagai mitra atau teman sejawat. Dipilihnya 2 orang pengamat ini karena sama sama melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran sehingga sudah saling memahami sebagai pengamat.
Selama pelaksanaan pengamatan dari awal percobaan sampai akhir pembelajaran diamati dan dicatat oleh pengamat dengan struktur sebagai berikut : Yaitu tahap awal, Tahap inti dan tahap akhir. Pengamat mencatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Dalam pembelajaran sains tentang Gaya grafitasi bumi siklus I dicatat sebagai berikut :
Kegiatan guru pada Kegiatan awal : 1) Membuka pelajaran 2) Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini 4). Menyampaikan gambaran initi pembelajaran.
Kegiatan guru pada tahap Inti : 1) Menjelaskan dan memperagakan dengan bahan yang sudah di sediakan bagaimana proses terjadinya gravitasi bumi dengan berat bahan yang berbeda 2) Meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang bukti adanya grafitasi. 3). Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa bertanya. 4) Guru membentuk kelompok siswa dan memperagakan grafitasi bumi serta mengerjakan lembar kerja yang sudah disediakan guru. 5). Membimbing siswa untuk menyamakan persepsi. 6). Menyimpulkan Materi Pelajaran
Kegiatan Guru pada tahap Akhir : 1) Mengevaluasi kemampuan Siswa. 2). Membahas hasil Formatif 3). Menugasi siswa untuk mencari bukti yang lain untuk lebih memahami tentang Gaya grafitasi bumi.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode bervariasi pada Siklus I dilaksanakan dengan Langkah Langkah Pembelajaran sebagai berikut :
Tahap Fokus Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Awal Memotivasi Siswa dan Apersepsi 1. Membuka pelajaran
2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini
4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran. 3. Menjawab salam pembukaan dari guru.
4. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal
5. .Memperhatikan penjelasan guru
6. .Memperhatikan Penjelasan Guru
Kegiatan Inti Meningkatkan kemampuan siswa tentang pemahaman Sains “ Gaya Grafitasi Bumi” 1. Menjelaskan dan memperagakan dengan bahan yang sudah di sediakan bagaimana proses terjadinya gravitasi bumi dengan berat bahan yang berbeda
2. Meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang bukti adanya grafitasi.
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa bertanya.
4. Guru membentuk kelompok siswa dan memperagakan grafitasi bumi serta mengerjakan lembar kerja yang sudah disediakan guru.
5. Membimbing siswa untuk menyamakan persepsi.
6. Menyimpulkan Materi Pelajaran 1. Siswa mendengarkan secara serius apa yang di jelaskan dan di peragakan gurumya.
2. Siswa melakukan diskusi dengan teman sebangku tentang grafitasi
3. Siswa bertanya kepada guru tentang pelajaran yang belum di mengerti dan siswa lain berusaha menjawab dengan fasilitator guru.
4. Siswa berkelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang sudah disediakan
5. Secara berkelompok siswa menyampaikan hasil diskusi dan di tanggapi oleh kelompok lain.
6. Siswa memperhatikan hasil kesimpulan yang di bacakan oleh guru.
Kegiatan akhir Memantapkan pemahaman siswa tentang Gaya Grafitasi Bumi 1. Mengevaluasi kemampuan Siswa.
2. Membahas hasil Formatif
3. Menugasi siswa untuk mencari bukti yang lain untuk lebih memahami tentang Gaya grafitasi bumi. 1. Siswa mengerjakan tes formatif yang di buat oleh guru dengan sebaik baiknya.
2. Menilai sendiri hasil test dengan koreksi silang serta pembahasannya di bimbing oleh guru.
3. Siswa mencari bahan bahan yang berbeda untuk mengadakan uji coba tentang Gaya grafitasi bumi.
c. Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pembelajaran I dapat diketahui bahwa pada tahap awal setelah guru membuka pelajaran dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa tentang Gaya grafitasi bumi dengan memberikan peranyaan Apakah grafitasi itu ? Apa bukti adanya grafitasi ? kalau tidak ada grafitasi bumi apa yang terjadi ? dari hasil pengamatan di keahui bahwa siswa kurang antusias untuk menjawab pertanyaan itu, hal itu bisa di sebabkan karena siswa belum memmpunyai pengetahuan awal sama sekali tentang gaya grafitasi bumi hanya 3 siswa yang mencoba menjawab walaupun masih dalam kategori salah. Kegiatan selanjutnya yang dilakukukan oleh guru adalah guru menyampaikan gambaran inti dari pembelajaran dari kegiatan ini siswa sedikit ada perubahan sikap agak memperhatikan secara serius. Tetapi guru lupa untuk menjelaskan tujuan pembelajaran. Dari analisis pengamat tahapan ini guru menggunakan metode Problem Based learning yaitu guru memberikan masalah dengan memberikan pertanyaan.
Pada tahap inti Guru mempersiapkan bahan bahan percobaan yang telah disiapkan yaitu Kertas buram, Bola, Kapur tulis setengah batang, Kapur tulis satu batang utuh. Kemudian guru memulai percobaan dengan jalan menjatuhkan satu persatu bahan yang sudah disiapkan tadi sambil menjelaskan perbedaan kecepatan jatuh bahan tersebut sampai ke dasar lantai. Dari catatan pengamat pada tahapan ini semua siswa mulai tertarik dan sangat antusias memperhatikan percobaan tersebut. Setelah guru melaksanakan percobaan tersebut langkah selanjutnya adalah guru membentuk kelompok diskusi dan meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang bukti adanya gaya grafitasi bumi dengan jalan menjawab lembar kerja yang sudah disediakan oleh guru. Namun masih banyak siswa yang belum berdiskusi dengan teman sebangkunya. Setelah itu guru membimbing siswa untuk menyamakan persepsi dengan jalan mempresentasikan hasil diskusi dengan teman sebangku namun dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok yan sudah terbentuk tidak dapat mempresentasikan hasil diskusinya, dan bahkan ketika guru mempersilahkan hasil presentasi dari kelompok yang sudah bisa mempresentasikan tidak ada satupun kelompok yang berani menanggapinya. Dengan keterbatasan waktu yang ada maka uru mencoba menyimpulkan hasil pembelajaran tentang gaya grafitasi bumi dan siswa memperhatikan dengan seksama.
Pada tahap akhir guru mengevaluasi hasil pembelajaran dengan cara memberikan tes formatif secara individu. Dari hasil pembahasan hasil tes dengan koreksi silang diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak bisa menjawab tes formatif. Sebagai bahan untuk lebih dapat memahami tentang grafitasi bumi maka, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari bahan percobaan yang berbeda jenisnya dan mengukur berat bahan tersebut.
d. Refleksi (Analisis dan Interpretasi)
Pada tahap awal ada dua fase yang gagal yaitu fase tanya jawab tentang gaya grafitasi bumi. Untuk mengatasi hal tersebut hendaknya sebelum proses belajar mengajar tentang gaya grafitasi bumi guru memberikan penjelasan tentang materi apa yang akan di pelajari pada pembelajaran sebelumnya dan guru meminta siswa untuk membacanya lebih buku tentang gaya grafitasi di rumah sehingga siswa mempunyai pengetahuan awal yang cukup. Fase selanjutnya yang gagal adalah guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut maka guru hendaknya lebih teliti dan tenang waktu menyampaikan proses pembelajaran sehingga guru dapat menyampaian dulu tujuan pembelajaran dan siswa merasa termotivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Pada tahap Inti hanya satu fase yang berhasil tetapi pada fase yang lain gagal. Fase itu antara lain Siswa tidak dapat berdiskusi dengan teman sebangku tentang bukti adanya grafitasi. Hal ini disebabkan karena budaya diskusi di kelas tersebut kurang terbiasa sehingga siswa merasa cangung dan kaku. Untuk mengatasi hal itu maka hendaknya guru terus memberikan motivasi dan forum khusus bagi siswa untuk latihan diskusi hal ini sebaiknya tidak hanya pada waktu pembelajaran ipa saja tetapi juga dibidang studi yang lain. Fase selanjtnya yang gagal adalah Fase bertanya dan menjawab. Hal ini bisa diselesaikan dengan cara melatih siswa unutk bertanya secara bertahap secara individu dengan cara memberikan waktu khusus bagi siswa unutuk menuliskan pertanyaan yang akan di tanyakan kepada guru di buku atau lembaran kertas. Kemudian guru meminta siswa untuk membacakan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada guru. Kemudian guru juga memberikan waktu dan kesempatan pada siswa lain untuk menjawab dengan jalan menunjuk siswa yang dikehendaki untuk menjawab pertanyaan dari temannya tersebut. Hal ini harus dilatih secara berulang ulang. Fase selanjutnya yaitu Kemampuan mengerjakan tugas berkelompok serta membentuk kelompok dengan strukturnya. Dari hasil pengamatan guru hanya sekedar membagi kelompok sesuai dengan bangkunya masing masnig siswa tetapi tidak dibagi struktur kelompok tersebut sehingga tidak ada siswa yang bertanggung jawab dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu maka guru harus menunjuk siswa yang bertanggung jawab dalam kelompok itu. Fase ini sangat berkaitan dengan fase sebelumnya yaitu pertanggung jawaban untuk menyampaikan hasil diskusi, karena fase sebelumnya belum terbentuk kelompok yang baik maka proses penyampaian hasil diskusi tidak bisa berjalan dengan baik karena masing masing siswa merasa tidak bertanggung jawab terhadap kelompoknya sehingga saling lempar. Fase selanjutnya adalah menyimpulkan Materi Pelajaran kegagalan fase ini adalah terbentur masalah waktu sehingga proses penyampaian kesimpulan terkesan asal asalan dan tidak mengena.
Pada tahap akhir ada dua fase yang gagal yaitu test formatif siswa. Dari hasil test dapat diketahui bahwa keberhasilan siswa hanya 37 persen sedangkan 64 persen siswa mempunyai nilai dibawah standart. Fase yang termasuk kategori gagal adalah pembahasan hasil test formatif secara silang oleh siswa sendiri, kegagalan ini di sebabkan waktu yang tidak cukup yang kedua adalah proses pembagian lembar jawaban kepada siswa lain memerlukan cukup waktu karena siswa cenderung ingin mengoreksi jawaban teman akrabnya sendiri sehingga saling berebut.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I pembelajaran SAINS tentang Gaya grafitasi bumi maka, dilakukan perbaikan tindakan sebagai berikut :
Kegiatan guru pada Kegiatan awal : 1) Membuka pelajaran 2) Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini 4). Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.
Kegiatan guru pada tahap Inti : 1) Menjelaskan dan memperagakan dengan bahan yang sudah di sediakan bagaimana proses terjadinya gravitasi bumi dengan berat bahan yang berbeda 2) Meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang bukti adanya grafitasi. 3). Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa bertanya. 4) Guru membentuk kelompok siswa dan memperagakan grafitasi bumi serta mengerjakan lembar kerja yang sudah disediakan guru. 5). Membimbing siswa untuk menyamakan persepsi. 6). Menyimpulkan Materi Pelajaran
Kegiatan Guru pada tahap Akhir : 1) Mengevaluasi kemampuan Siswa. 2). Membahas hasil Formatif 3). Menugasi siswa untuk mencari bukti yang lain untuk lebih memahami tentang Gaya grafitasi bumi.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode bervariasi dilaksanakan dengan Langkah Langkah Pembelajaran sebagai berikut :
Tahap Fokus Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Awal Memotivasi Siswa dan Apersepsi 1. Membuka pelajaran
2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini
4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran. 1. Menjawab salam pembukaan dari guru.
2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal
3. Memperhatikan penjelasan guru
4. Memperhatikan Penjelasan Guru
Kegiatan Inti Meningkatkan kemampuan siswa tentang pemahaman Sains “ Gaya Grafitasi Bumi” 1. Menjelaskan dan memperagakan dengan bahan yang sudah di sediakan bagaimana proses terjadinya gravitasi bumi dengan berat bahan yang berbeda
2. Meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang bukti adanya grafitasi.
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa bertanya.
4. Guru membentuk kelompok siswa dan memperagakan grafitasi bumi serta mengerjakan lembar kerja yang sudah disediakan guru.
5. Membimbing siswa untuk menyamakan persepsi.
6. Menyimpulkan Materi Pelajaran 1. Siswa mendengarkan secara serius apa yang di jelaskan dan di peragakan gurumya.
2. Siswa melakukan diskusi dengan teman sebangku tentang grafitasi
3. Siswa bertanya kepada guru tentang pelajaran yang belum di mengerti dan siswa lain berusaha menjawab dengan fasilitator guru.
4. Siswa berkelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang sudah disediakan
5. Secara berkelompok siswa menyampaikan hasil diskusi dan di tanggapi oleh kelompok lain.
6. Siswa memperhatikan hasil kesimpulan yang di bacakan oleh guru.
Kegiatan akhir Memantapkan pemahaman siswa tentang Gaya Grafitasi Bumi 1. Mengevaluasi kemampuan Siswa.
2. Membahas hasil Formatif
3. Menugasi siswa untuk mencari bukti yang lain untuk lebih memahami tentang Gaya grafitasi bumi. 1. Siswa mengerjakan tes formatif yang di buat oleh guru dengan sebaik baiknya.
2. Menilai sendiri hasil test dengan koreksi silang serta pembahasannya di bimbing oleh guru.
3. Siswa mencari bahan bahan yang berbeda untuk mengadakan uji coba tentang Gaya grafitasi bumi.
c. Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pembelajaran II maka, didapatkan data sebagai berikut yaitu :
Pada tahap awal setelah guru membuka pelajaran dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa tentang Gaya grafitasi bumi dengan memberikan peranyaan Apakah grafitasi itu ? Apa bukti adanya grafitasi ? kalau tidak ada grafitasi bumi apa yang terjadi ? dari hasil pengamatan di keahui bahwa siswa kurang antusias untuk menjawab pertanyaan itu, hal itu bisa di sebabkan karena siswa belum memmpunyai pengetahuan awal sama sekali tentang gaya grafitasi bumi hanya 3 siswa yang mencoba menjawab walaupun masih dalam kategori salah. Kegiatan selanjutnya yang dilakukukan oleh guru adalah guru menyampaikan gambaran inti dari pembelajaran dari kegiatan ini siswa sedikit ada perubahan sikap agak memperhatikan secara serius. Tetapi guru lupa untuk menjelaskan tujuan pembelajaran. Dari analisis pengamat tahapan ini guru menggunakan metode Problem Based learning yaitu guru memberikan masalah dengan memberikan pertanyaan.
Pada tahap inti Guru mempersiapkan bahan bahan percobaan yang telah disiapkan yaitu Kertas buram, Bola, Kapur tulis setengah batang, Kapur tulis satu batang utuh. Kemudian guru memulai percobaan dengan jalan menjatuhkan satu persatu bahan yang sudah disiapkan tadi sambil menjelaskan perbedaan kecepatan jatuh bahan tersebut sampai ke dasar lantai. Dari catatan pengamat pada tahapan ini semua siswa mulai tertarik dan sangat antusias memperhatikan percobaan tersebut. Setelah guru melaksanakan percobaan tersebut langkah selanjutnya adalah guru membentuk kelompok diskusi dan meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang bukti adanya gaya grafitasi bumi dengan jalan menjawab lembar kerja yang sudah disediakan oleh guru. Namun masih banyak siswa yang belum berdiskusi dengan teman sebangkunya. Setelah itu guru membimbing siswa untuk menyamakan persepsi dengan jalan mempresentasikan hasil diskusi dengan teman sebangku namun dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok yan sudah terbentuk tidak dapat mempresentasikan hasil diskusinya, dan bahkan ketika guru mempersilahkan hasil presentasi dari kelompok yang sudah bisa mempresentasikan tidak ada satupun kelompok yang berani menanggapinya. Dengan keterbatasan waktu yang ada maka uru mencoba menyimpulkan hasil pembelajaran tentang gaya grafitasi bumi dan siswa memperhatikan dengan seksama.
Pada tahap akhir guru mengevaluasi hasil pembelajaran dengan cara memberikan tes formatif secara individu. Dari hasil pembahasan hasil tes dengan koreksi silang diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak bisa menjawab tes formatif. Sebagai bahan untuk lebih dapat memahami tentang grafitasi bumi maka, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari bahan percobaan yang berbeda jenisnya dan mengukur berat bahan tersebut.
d. Refleksi (Analisis dan Interpretasi)
Dari data hasil pengamatan pada siklus II maka, data dapat dianalisis sebagai berikut yaitu
Pada tahap awal semua fase dapat berhasil dengan baik. Pada tahap Inti ada tiga fase yang berhasil yaitu siswa belum mampu bekeja secara berkelompok pada waktu mengerjakan LKS yang disediakan guru pada siklus II hal ini disebabkan siswa masih takut dan sifat rasa rendah diri dari anggota kelompok sehingga proses penyelesaian tugas kurang berhasil hal ini bisa diatas dengan memberikan penjelasan kepada siswa bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan dan kesempatan yang sama untuk mengerjakan tugas sehingga mereka tidak takut dan merasa rendah diri dihadapan temannya. Fase lain yang belum berhasil adalah penyampaian presentasi hasil diskusi hal ini disebabkan karena pada waktu memilih ketua kelompok guru belum mempertimbangkan kemampuan ketua kelompok tersebut sehingga ketua kelompok yang dipilih belum bisa mewakili kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi hal ini bisa diatasi denan memilih ketua kelompok yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan dengan anggota yang lain. fase yang masih kurang berhasil adalah penyimpulan materi karena siswa kurang konsentrasi dalam mendengarkan penjelasan guru karena masih terkena imbas pada fase sebelumnya yaitu presentasi yang gagal oleh ketua kelompok. Hal ini bisa di lakukan perbaikan dengan memperbaiki pada fase sebelumnya.
Pada tahap akhir ada satu fase yang gagal yaitu test formatif siswa. Dari hasil test dapat diketahui bahwa keberhasilan siswa sudah mencapai 53 persen sedangkan 47 persen siswa mempunyai nilai dibawah standart. Fase yang termasuk kategori gagal adalah pembahasan hasil test formatif secara silang oleh siswa sendiri, kegagalan ini di sebabkan waktu yang tidak cukup yang kedua adalah proses pembagian lembar jawaban kepada siswa lain memerlukan cukup waktu karena siswa cenderung ingin mengoreksi jawaban teman akrabnya sendiri sehingga saling berebut hal ini diperbaiki dengan memberikan penjelasan bahwa dalam pengkoreksian unsur netralitas harus diutamakan tidak memandang teman akrab atau tidak.
3. Siklus 3
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II pembelajaran IPA tentang Gaya grafitasi bumi maka, dilakukan perbaikan tindakan sebagai berikut :
Kegiatan guru pada Kegiatan awal : 1) Membuka pelajaran 2) Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini 4). Menyampaikan gambaran initi pembelajaran.
Kegiatan guru pada tahap Inti : 1) Menjelaskan dan memperagakan dengan bahan yang sudah di sediakan bagaimana proses terjadinya gravitasi bumi dengan berat bahan yang berbeda 2) Meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang bukti adanya grafitasi. 3). Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa bertanya. 4) Guru membentuk kelompok siswa dan memperagakan grafitasi bumi serta mengerjakan lembar kerja yang sudah disediakan guru. 5). Membimbing siswa untuk menyamakan persepsi. 6). Menyimpulkan Materi Pelajaran
Kegiatan Guru pada tahap Akhir : 1) Mengevaluasi kemampuan Siswa. 2). Membahas hasil Formattif 3). Menugasi siswa untuk mencari bukti yang lain untuk lebih memahami tentang Gaya grafitasi bumi.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode bervariasi dilaksanakan dengan Langkah Langkah Pembelajaran sebagai berikut :
Tahap Fokus Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Awal Memotivasi Siswa dan Apersepsi 1. Membuka pelajaran
2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini
4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran. 1. Menjawab salam pembukaan dari guru.
2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal
3. Memperhatikan penjelasan guru
4. Memperhatikan Penjelasan Guru
Kegiatan Inti Meningkatkan kemampuan siswa tentang pemahaman Sains “ Gaya Grafitasi Bumi” 1. Menjelaskan dan memperagakan dengan bahan yang sudah di sediakan bagaimana proses terjadinya gravitasi bumi dengan berat bahan yang berbeda
2. Meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang bukti adanya grafitasi.
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa bertanya.
4. Guru membentuk kelompok siswa dan memperagakan grafitasi bumi serta mengerjakan lembar kerja yang sudah disediakan guru.
5. Membimbing siswa untuk menyamakan persepsi.
6. Menyimpulkan Materi Pelajaran 1. Siswa mendengarkan secara serius apa yang di jelaskan dan di peragakan gurumya.
2. Siswa melakukan diskusi dengan teman sebangku tentang grafitasi
3. Siswa bertanya kepada guru tentang pelajaran yang belum di mengerti dan siswa lain berusaha menjawab dengan fasilitator guru.
4. Siswa berkelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang sudah disediakan
5. Secara berkelompok siswa menyampaikan hasil diskusi dan di tanggapi oleh kelompok lain.
6. Siswa memperhatikan hasil kesimpulan yang di bacakan oleh guru.
Kegiatan akhir Memantapkan pemahaman siswa tentang Gaya Grafitasi Bumi 1. Mengevaluasi kemampuan Siswa.
2. Membahas hasil Formatif
3. Menugasi siswa untuk mencari bukti yang lain untuk lebih memahami tentang Gaya grafitasi bumi. 1. Siswa mengerjakan tes formatif yang di buat oleh guru dengan sebaik baiknya.
2. Menilai sendiri hasil test dengan koreksi silang serta pembahasannya di bimbing oleh guru.
3. Siswa mencari bahan bahan yang berbeda untuk mengadakan uji coba tentang Gaya grafitasi bumi.
c. Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pembelajaran III dapat di ketahui pada tahap awal setelah guru membuka pelajaran dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa tentang Gaya grafitasi bumi dengan memberikan Pada tahap inti hanya satu fase yang belum berhasil yaitu Membimbing siswa untuk menyamakan persepsi hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa berdiskusi dan berdebat hal ini bisa diatasi dengan jalan melatih siswa untuk selalu berdiskusi dan melatih bertukar pendapat jika ada ketidaksamaan pemikiran.
Pada tahap akhir dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa dari 3 aspek yang menjadi pengamatan haya satu fase yang belum berhasil yaitu pembahas hasil test Formatif hal ini disebabkan karena masalah alokasi waktu karena pembahasan hasil test memang memerlukan waktu khusus yang lebih panjang. pertanyaan Apakah grafitasi itu ? Apa bukti adanya grafitasi ? kalau tidak ada grafitasi bumi apa yang terjadi ? dari hasil pengamatan di keahui bahwa siswa kurang antusias untuk menjawab pertanyaan itu, hal itu bisa di sebabkan karena siswa belum mempunyai pengetahuan awal sama sekali tentang gaya grafitasi bumi hanya 3 siswa yang mencoba menjawab walaupun masih dalam kategori salah. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah menyampaikan gambaran inti dari pembelajaran dari kegiatan ini siswa sedikit ada perubahan sikap agak memperhatikan secara serius. Tetapi guru lupa untuk menjelaskan tujuan pembelajaran. Dari analisis pengamat tahapan ini guru menggunakan metode Problem Based learning yaitu guru memberikan masalah dengan memberikan pertanyaan.
Pada tahap inti Guru mempersiapkan bahan bahan percobaan yang telah disiapkan yaitu Kertas buram, Bola, Kapur tulis setengah batang, Kapur tulis satu batang utuh. Kemudian guru memulai percobaan dengan jalan menjatuhkan satu persatu bahan yang sudah disiapkan tadi sambil menjelaskan perbedaan kecepatan jatuh bahan tersebut sampai ke dasar lantai. Dari catatan pengamat pada tahapan ini semua siswa mulai tertarik dan sangat antusias memperhatikan percobaan tersebut. Setelah guru melaksanakan percobaan tersebut langkah selanjutnya adalah guru membentuk kelompok diskusi dan meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang bukti adanya gaya grafitasi bumi dengan jalan menjawab lembar kerja yang sudah disediakan oleh guru. Namun masih banyak siswa yang belum berdiskusi dengan teman sebangkunya. Setelah itu guru membimbing siswa untuk menyamakan persepsi dengan jalan mempresentasikan hasil diskusi dengan teman sebangku namun dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok yan sudah terbentuk tidak dapat mempresentasikan hasil diskusinya, dan bahkan ketika guru mempersilahkan hasil presentasi dari kelompok yang sudah bisa mempresentasikan tidak ada satupun kelompok yang berani menanggapinya. Dengan keterbatasan waktu yang ada maka uru mencoba menyimpulkan hasil pembelajaran tentang gaya grafitasi bumi dan siswa memperhatikan dengan seksama.
Pada tahap akhir guru mengevaluasi hasil pembelajaran dengan cara memberikan tes formatif secara individu. Dari hasil pembahasan hasil tes dengan koreksi silang diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak bisa menjawab tes formatif. Sebagai bahan untuk lebih dapat memahami tentang grafitasi bumi maka, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari bahan percobaan yang berbeda jenisnya dan mengukur berat bahan tersebut.
d. Refleksi (Analisis dan Interpretasi)
Pada siklus yang ketiga ini relatif proses perbaikan sudah mengalami kemajuan dan lancar hal ini disebabkan baik guru sebagai peneliti dan siswa sebagai objek penelitian sudah agak terbiasa dengan kondisi dan alur pembelajaran. Sehingga pada tahap awal pada siklus yang ketiga ini relatif tidak ada masalah.
Pada tahap inti hanya satu fase yang belum berhasil yaitu Membimbing siswa untuk menyamakan persepsi hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa berdiskusi dan berdebat hal ini bisa diatasi dengan jalan melatih siswa untuk selalu berdiskusi dan melatih bertukar pendapat jika ada ketidaksamaan pemikiran.
Pada tahap akhir dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa dari 3 aspek yang menjadi pengamatan haya satu fase yang belum berhasil yaitu pembahas hasil test Formatif hal ini disebabkan karena masalah alokasi waktu karena pembahasan hasil test memang memerlukan waktu khusus yang lebih panjang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Dari hasil pengamatan yang sudah lakukan oleh teman sejawat dari tahapan awal sampai tahapan akhir tentang keterlibatan guru dan siswa pada siklus I dalam pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa dari 13 aspek keterlibatan siswa serta proporsi ketercapaiannya dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada tahap awal ada dua fase yang tidak berhasil yaitu kegiatan tanya jawab tentang gaya grafitasi, Guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini Sehingga siswa tidak tahu apa yang harus dia capai.
Pada tahap inti hanya satu fase yang berhasil yaitu Siswa mendengarkan secara serius apa yang di jelaskan dan di peragakan gurunya. Sementara pada fase yang lain tidak berhasil.
Pada tahap akhir dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa dari 3 aspek yang menjadi penamatan haya satu fase yang berhasil yaitu antusias siswa untuk mencari bahan atau benda kerja lain sebagai percobaan.
Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase. Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 4 fase yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung hanya 36 persen keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Adapun kemampuan siswa dalam pemahaman Gaya grafitasi bumi pada siklus I dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 4.1
Hasil Tes Formatif Siklus I
No Siswa Nilai Siklus I Kemampuan Nilai tertinggi/Terendah
1 A 5 -
2 B 6 +
3 C 9 + Tertinggi
4 D 5 -
5 E 8 +
6 F 5 -
7 G 9 + Tertinggi
8 H 6 -
9 I 7 +
10 J 5 -
11 K 9 + Tertinggi
12 L 6 +
13 M 4 - Terendah
14 N 8 +
15 O 7 +
16 P 6 +
17 Q 5 -
18 R 5 -
19 S 6 -
Jumlah 121
Rata-rata 6,3
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah 6,3 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 7 adalah 12 siswa atau 63 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas adalah 7 siswa atau 37 persen.
2. Siklus II
Dari hasil data observasi yang sudah lakukan oleh teman sejawat dari tahapan awal sampai tahapan akhir tentang keterlibatan guru dan siswa Pada Siklus II dalam pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa dari 13 aspek keterlibatan siswa serta proporsi ketercapaiannya dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada tahap awal semua fase yang berhasil yaitu pembukaan pelajaran, kegiatan tanya jawab tentang gaya grafitasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan langkah langkah serta gambaran inti dari pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan siswa dapat terlibat langsung sesuai dengan harapan.
Pada tahap inti ada 3 fase yang belum berhasil yaitu berhasil yaitu siswa belum mampu bekeja secara berkelompok pada waktu mengerjakan LKS yang di sediakan guru pada siklus II hal ini disebabkan siswa masih takut dan sifat rasa rendah diri dari angota kelompok sehingga proses penyelesaian tugas kurang berhasil hal ini bisa diatas dengan memberikan penjelasan kepada siswa bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan dan kesempatan yang sama untuk mengerjakan tugas sehingga mereka tidak takut dan merasa rendah diri dihadapan temannya. Fase lain yang belum berhasil adalah penyampaian presentasi hasil diskusi hal ini di sebabkan karena pada waktu memilih ketua kelompok guru belum mempertimbangkan kemampuan ketua kelompok tersebut sehingga ketua kelompok yang dipilih belum bisa mewakili kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Sedangkan kegagalan pada fase penyimpulan materi ada pada siswa yaitu siswa kurang konsentrasi dalam mendengarkan penjelasan guru karena masih terkena imbas pada fase sebelumnya yaitu presentasi yang gagal oleh ketua kelompok.
Pada tahap akhir dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa dari 3 aspek yang menjadi pengamatan ada satu fase yang belum berhasil yaitu pembahasan hasil test formatif karena keterbatasn waktu.
Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada tahap awal semua fase dapat berjalan dengan baik, tahap inti ada tiga fase yang belum berhasil dan tahap akhir satu fase. Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 4 fase yang belum menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung hanya 30,8 persen kegagalan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Adapun kemampuan siswa dalam pemahaman Gaya grafitasi bumi pada siklus I dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 4.2
Hasil Tes Formatif Siklus II
No Siswa Nilai Siklus II Kemampuan Nilai tertinggi/Terendah
1 A 6 -
2 B 6 +
3 C 9 + Tertinggi
4 D 7 -
5 E 8 +
6 F 7 -
7 G 9 + Tertinggi
8 H 6 -
9 I 7 +
10 J 5 -
11 K 9 + Tertinggi
12 L 7 +
13 M 4 - Terendah
14 N 8 +
15 O 7 +
16 P 6 +
17 Q 5 -
18 R 5 -
19 S 6 -
Jumlah 127
Rata-rata 6,7
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah 6,7 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 7 adalah 9 siswa atau 47 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas adalah 10 siswa atau 53 persen.
3. Siklus III
Dari hasil pengamatan yang sudah lakukan oleh teman sejawat dari tahapan awal sampai tahapan akhir tentang keterlibatan guru dan siswa dalam pembelajaran pada siklus III dapat diketahui bahwa dari 13 aspek keterlibatan siswa serta proporsi ketercapaiannya dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada tahap awal semua fase yang berhasil yaitu pembukaan pelajaran, kegiatan tanya jawab tentang gaya grafitasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan langkah langkah serta gambaran inti dari pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan siswa dapat terlibat langsung sesuai dengan harapan.
Pada tahap inti hanya satu fase yang belum berhasil yaitu Membimbing siswa untuk menyamakan persepsi hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa berdiskusi dan berdebat hal ini bisa diatasi dengan jalan melatih siswa untuk selalu berdiskusi dan melatih bertukar pendapat jika ada ketidaksamaan pemikiran.
Pada tahap akhir dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa dari 3 aspek yang menjadi pengamatan hanya satu fase yang belum berhasil yaitu pembahas hasil test Formatif hal ini disebabkan karena masalah alokasi waktu karena pembahasan hasil test memang memerlukan waktu khusus yang lebih panjang.
Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa dari tahap awal, tahap inti dan tahap akhir hanya ada dua fase yang belum sesuai yang di harapakan Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini ada dua fase saja yang gagal jika dihitung hanya 15,3 persen keagalan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Adapun kemampuan siswa dalam pemahaman Gaya grafitasi bumi pada siklus III dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 4.3
Hasil Tes Formatif Siklus III
No Nama Siswa Nilai Siklus III Kemampuan Nilai tertinggi/Terendah
1 A 7 +
2 B 6 +
3 C 9 + Tertinggi
4 D 7 +
5 E 8 +
6 F 7 +
7 G 9 + Tertinggi
8 H 7 -
9 I 7 +
10 J 7 -
11 K 9 + Tertinggi
12 L 7 +
13 M 4 - Terendah
14 N 8 +
15 O 7 +
16 P 6 +
17 Q 5 -
18 R 7 +
19 S 6 -
Jumlah 133
Rata-rata 7,00
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah 7,00 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 7 adalah 5 siswa atau 26 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas adalah 12 siswa atau 74 persen.
B. Pembahasan
1. Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dapat dilihat bahwa nilai rata rata siswa adalah 6,3 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 7 adalah 12 siswa atau 63 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas adalah 7 siswa atau 37 persen.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai rata perbaikan pembelajaran belum memuaskan yaitu 6,3 walaupun ada yang mendapatkan nilai 9 dalam kelas tesebut namun secara keseluruhan nilainya belum memuaskan. Hal ini karena disebabkan proses perbaikan pembelajaran atau tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih ada beberapa langkah yang tidak bisa dikerjakan oleh guru.
Dari seluruh proses perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dikalkulasi bahwa pada tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase. Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 4 fase yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung hanya 36 persen keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Dari data hasil data diatas dapat di bauat sebuah logika korelasi bahwa proses tindakan perbaikan juga sangat berpengaruh pada hasil yang ingin dicapai. Hal ini sangat sesuai dengan pendapat Robert Gagne dengan Leslie Briggs (1970) bahwa Strategi Pembelajaran yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pelajaran. Ini berarti bahwa langkah dalam proses pembelajaran merupakan suatu yang sangat esensial dan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi siswa.
2. Siklus II
Berdasrkan hasil penelitian dapt diketahui nilai rata rata siswa adalah 6,7 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 7 adalah 9 siswa atau 47 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas adalah 10 siswa atau 53 persen.
Jika dibandingkan dengan nilai rata rata siklus 1 maka, terdapat kenaikan yang cukup signifikan dari 6,3 menjadi 6,7 selain itu jika dilihat dari pemerataan kenaikan nilai secara keseluran meningkat secara baik. Pada siklus 1 nilai yang siswa yang berada 7 keatas 37 persen sementara itu pada siklus 2 jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas 7 sebesar 53 persen.
Dengan demikian hal ini sesuai dengan Soegito dan Nurani (2002), penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran, sehingga akan menigkatkan prestasi belajar.
3. Siklus III
Tujuan akhir dari prose perbaikan pembelajaran adnya peningkatan prestasi belajarar pada bidang studi Sains. Pada proses perbaikan pembelajaran siklus III dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah 7,00 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 7 adalah 5 siswa atau 26 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas adalah 12 siswa atau 74 persen.
Sedangkan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dikalkulasi bahwa dari tahap awal, tahap inti dan tahap akhir hanya ada dua fase yang belum sesuai dengan perencanaan perbaikan pembelajaran Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini ada dua fase saja yang gagal jika dihitung hanya 15,3 persen keagalan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Dari hasil perbaikan pembelajaran dari mulai siklus 1 sampai dengan siklus 3 dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Grafik 4.1 Peningkatan Nilai Siswa dari Siklus 1 s/d 3
Tabel 4.4 Keberhasilan tindakan perbaikan oleh guru
No Siklus I Siklus II Siklus III
1 36 60,2 84,7
Grafik 4.2 Keberhasilan tindakan perbaikan oleh guru
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode bervariasi dapat meningkatkan pemahaman sains konsep gaya gravitasi bumi pada siswa kelas IV semester II SD Negeri Sukra III Kabupaten Indramayu.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode bervariasi maka disarankan :
a. Kepala Sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru guru bidang eksakta unutuk mempertimbangkan penggunaan metode berfariasi.
b. Bagi guru bidang studi eksakta untuk dapat menggunakan metode bervariasi dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.
c. Bagi teman sejawat sebagai observer yang akan melaksanakan penelitian hendaknya lebih memperhatikan ketelitian dalam penyusunan langkah langkah dalam prosedur PTK.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen pendidikan Nasional 2003 ” Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan”
W. Rochiati, 2005. Metode penelitian tindakan kelas, Bandung : PT Remaja Rosda karya.
Wardini J & N Marsinah, 2007 ” Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.
www.beritaiptek.online “ Menguji grafitasi Einstein” diakses tanggal 29 April 2008 jam 11.30.
www.novita.blogspot.com” Peningkatan motivasi dan minat belajar melalui metode variasi. Diakses tanggal 14 Mei 2008.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Pembelajaran
B. Pemahaman Konsep
C. Metode Bervariasi
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu
E. Kerangka Berpikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
B. Prosedur Pelaksanaan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP GAYA GRAVITASI DENGAN METODE BERVARIASI
Penelitian Tindaka Kelas
Oleh:
S u m a r n i, A. Ma. Pd
NIP. 195812251977042001
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH DASAR NEGERI SUKRA III
KABUPATEN INDRAMAYU
2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Antagonis - Politik
Antagonis - Politik Faktor Penyebab Beberapa sebab utama dari krisis politik ini, yakni feodalisme, oligarki dan banalitas kejahat...

-
Sekilas tentang Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Apa itu Pemanasan Global? Pemanasan Global adalah proses kenaikan suhu rat...
-
Rubella, umumnya dikenal sebagai campak Jerman, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rubella. Nama "rubella" berasal dari...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains dan tekhnologi saling bedampingan. Seiring semakin pesatnya perkembangan tekhnologi, maka diperlu...
No comments:
Post a Comment