Mungkin kita sudah bosan, mendengarkan dan
menyaksikan berita dimedia tentang perbedaan, kerusuhan bahkan kekacauan yang
terjadi, baik diluar dan dalam negeri (kekacauan antar golongan- agama-politik
dll).
Melihat peristiwa-peristiwa tersebut, sekiranya
mungkin pernah terpikir dalam benak kita. Kenapa bisa terjadi? Apakah terjadi
karena dengan sendirinya? Ataukah ada pihak yang memang dengan sengaja
menghendaki kekacauan itu demi mendapatkan keuntungan.
Kalaupun memang kekacauan ini disengaja untuk
mengalihkan isu-isu tertentu sehingga ada pihak yang diuntungkan dengan
peristiwa itu maka kita bisa melihat sejarah, bagaimana awal indonesia dijajah
asing dengan memanfaatkan perbedaan kita (tiap kerajaan) sehingga saling
terpecah melalui taktik asing "Adu domba"
Taktik adu domba mungkin adalah taktik yang
paling jitu untuk menjajah bangsa lain. Taktik ini tidak membutuhkan biaya
banyak, namun amat efektif untuk melemahkan lawan. Ia menjadi taktik utama dari
berbagai penguasa absolut di sepanjang sejarah manusia untuk menjajah dan
menaklukan. Tingkat keberhasilannya pun nyaris sempurna.
Taktik adu domba menggunakan logika adu domba.
Ada empat ciri utama dari logika ini. Yang pertama adalah penciptaan perpecahan
di dalam masyarakat.
Logika adu domba dimulai dengan menyebarkan
sebuah berita tertentu yang menciptakan perpecahan dan kecurigaan di dalam
kelompok tertentu. Berita ini begitu sensasional, dan biasanya amat sulit untuk
diperiksa kebenarannya. Banyak orang resah atas berita ini. Keresahan serta
kecurigaan tersebut lalu menciptakan perpecahan di dalam kelompok, yang
akhirnya melemahkan persatuan serta kesatuan kelompok tersebut.
Ciri kedua adalah adanya pihak-pihak tertentu di
belakang layar yang memperoleh keuntungan dari perpecahan yang ada. Pihak-pihak
ini biasanya adalah pihak asing yang memiliki kepentingan tertentu, terutama
kepentingan politik dan ekonomi. Mereka bertanggung jawab atas berita yang
tersebar dan meresahkan masyarakat. Mereka dikenal sebagai provokator atau
aktor di belakang layar yang memicu perpecahan.
Belanda menggunakan taktik ini, ketika ia hendak
menjajah Indonesia lebih dari 300 tahun yang lalu. Beragam kerajaan yang ada
diadu domba, sehingga mereka saling curiga dan bahkan berperang satu sama lain.
Akibatnya, mereka menjadi lemah, dan dengan mudah dikalahkan oleh Belanda.
Belanda lalu akhirnya menjadi penguasa politik dan ekonomi di berbagai pulau di
Indonesia.
Ciri ketiga adalah kerja sama terselubung. Di
balik kecurigaan dan perpecahan yang terjadi, ada pihak dari luar yang mengajak
salah satu dari pihak yang terpecah tersebut untuk bekerja sama. Mereka lalu
membentuk persekutuan terselubung. Namun, yang kerap terjadi adalah persekutuan
tersebut lalu hancur, karena pihak dari luar mengingkari janji mereka.
Ciri keempat adalah pengalihan isu dan sumber
daya. Perpecahan dan kecurigaan yang terjadi biasanya membuat kelompok
masyarakat tersebut melupakan hal-hal yang penting. Mereka menghabiskan sumber
daya mereka untuk berperang satu sama lain, sehingga kekuatan ekonomi dan
budaya mereka pun melemah. Di dalam keadaan itu, pihak dari luar bisa dengan
mudah datang dan menghancurkan mereka.
Seperti sudah kita lihat, taktik adu bomba sudah
begitu sering digunakan di dalam sejarah oleh para penjajah di berbagai belahan
dunia. Mereka ingin memperluas kekuasaan dan mengeruk keuntungan ekonomi secara
tidak adil dari bangsa-bangsa lain. Begitu banyak orang mati, akibat taktik
ini. Begitu banyak kerajaan dan bangsa hancur, akibat taktik ini.
..
..