Saturday, November 16, 2013

IDEOLOGI yang MERUSAK



Saya yakin, anda pasti melihat dunia sebagai tempat yang baik-baik saja, walaupun masalah dan penindasan bersembunyi di balik kenyataan sehari-hari. Orang hidup dengan nyaman, walaupun di depan matanya, penindasan dan penderitaan terjadi setiap harinya, tanpa celah.

Politik
Dua ideologi yang menjangkiti dunia politik kita adalah: ideologi kerakusan dan ideologi apatisme. Ideologi kerakusan adalah suatu bentuk kesalahan berpikir yang menyatakan, bahwa politik adalah arena untuk mencari uang dan kekuasaan. Orang menjadi walikota atau anggota DPR bukan untuk mengabdi pada kebaikan bersama, melainkan untuk menjadi kaya dan terkenal di masyarakat. Ideologi kerakusan ini yang menjadi kanker politik dan menghancurkan kehidupan politik kita di Indonesia.

Ideologi apatisme adalah kesalahan berpikir yang menyatakan, bahwa politik adalah urusan pemerintah semata. Warga negara biasa tidak perlu ikut campur. Serahkan semua urusan pada yang berwewenang. Ideologi ini salah total, karena membiarkan urusan politik dimonopoli oleh segelintir orang yang seringkali rakus (ideologi kerakusan) dan korup. Kontrol sosial atas politik adalah persyaratan utama dari masyarakat yang beradab, dimana warganya peduli dan ambil bagian dalam politik.

Ekonomi
Ekonomi Indonesia juga mengalami penyakit ideologi, yakni ideologi pasar bebas dan ideologi ilusi. Ideologi pasar bebas adalah bentuk kesalahan berpikir, dimana peraturan untuk mengatur kinerja ekonomi dianggap sebagai hambatan yang buruk untuk ekonomi. Di dalam ideologi ini, pasar haruslah dibiarkan bebas, sehingga tercipta hukum pasar yang membawa kebaikan bagi semua. Ideologi langsung ambruk di mata pengalaman empiris, bahwa negara-negara yang mengaku menggunakan pasar bebas justru memiliki banyak aturan untuk melindungi ekonomi negaranya (AS dan Inggris), dan negara-negara yang sungguh menggunakan pasar bebas justru terus diterjang krisis ekonomi yang berkepanjangan (negara-negara di Sub-Sahara Afrika).
Ideologi kedua yang menjangkiti ekonomi Indonesia adalah ideologi ilusi, dimana ekonomi dianggap semata-mata sebagai pergerakan uang yang pucat, tanpa wajah dan hati nurani. Ukuran kemakmuran lalu adalah pendapatan per kapita dan Gross Domestic Bruto, yang kerap kali adalah angka-angka pucat yang menyembunyikan banyak penindasan, ketidakadilan dan kesalahpahaman di belakangnya. Ekonomi sejatinya adalah urusan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa manusia. Percuma angka-angka statistik tinggi, tapi orang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Kultur dan Prasangka
Ideologi juga menjadi kanker yang menggerogoti kultur di Indonesia. Dalam arti ini, kultur tidak hanya berarti budaya, melainkan sebuah cara hidup tertentu yang dianut oleh sekelompok orang. Cara hidup semacam ini mengandaikan adanya pandangan dunia tertentu yang menjadi latar belakang sekaligus tolak ukurnya. Dalam artinya yang paling negatif, dua hal ini lalu berubah menjadi prasangka atas sekelompok orang tertentu, dan prasangka tidak pernah bisa dilepaskan dari ideologi.

Ada satu ideologi dalam konteks ini yang berakar begitu dalam pada cara pandang orang Indonesia dan juga dunia internasional pada umumnya, bahwa negara kita miskin dan ketinggalan, karena kemalasan orang-orangnya. Kemalasan ini lahir dari mentalitas yang memang sudah melekat pada diri orang Indonesia. Tidak ada ideologi yang lebih jahat dan salah dari pada ini. Fungsi filsafat dan ilmu pengetahuan pada umumnya di Indonesia adalah untuk mengubur dalam-dalam cara berpikir semacam ini.

No comments:

Post a Comment

Antagonis - Politik

Antagonis - Politik Faktor Penyebab Beberapa sebab utama dari krisis politik ini, yakni feodalisme, oligarki dan banalitas kejahat...