Monday, February 25, 2019

KETIDAKTAHUDIRIAN


KETIDAKTAHUDIRIAN

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang mempunyai kesadaran tinggi untuk mengenal akan diri dan lingkungan. Hal ini dikarenakan, manusia merupakan makhluk Tuhan yang dikarunia sebuah anugerah yang besar. Seberapa tinggikah kesadaran yang kita miliki? Sudahkah anda mengenali ketidaktahuan diri sendiri? Mengapa ada orang yang tidak tahu diri?


Tidak Tahu Diri
Tidak tahu diri memiliki tujuh unsur.  Pertama, ketidaktahudirian berakar pada ketidaktahuan (Unwissenheit). Orang yang tak sadar kemampuan, lalu berlagak untuk mengambil peran besar, akan menjadi orang yang tak tahu diri. Sayangnya, saya termasuk salah satu orang yang tak kenal dirinya sendiri, sehingga tak sadar pada kemampuan diri, sehingga “berlagak” yang penuh dengan omong kosong.

Dua, ketidaktahudirian berakar pada miskinnya pengalaman. Pengalaman yang diolah akan membuat orang menjadi bijak. Biasanya, orang-orang semacam itu akan hidup sederhana dan bersahaja, walaupun mereka bermutu dan kaya raya. Orang yang tidak tahu diri itu miskin pengalaman dan kebijaksanaan, tetapi “berlagak” dalam lingkungan sosial.

Tiga, orang tidak tahu diri melajut pesat eksistensinya, karena ia pandai menjilat. Keutamaan tertingginya adalah kecerdikan “merayu”. Sehimgga kecerdikanya bermain curang di belakanglah yang dapat menutupinya dari mata masyarakat luas.

Empat, orang tak tahu diri juga suka dijilat. Mereka memilih teman tidak berdasarkan pada kemampuan maupun integritas, melainkan dari seberapa lezat jilatan yang diberikan. Mereka menciptakan gang-gang mafia di berbagai tempat yang mengikis rasa keadilan dan Kebersamaan.

Lima, orang tak tahu diri adalah orang yang takabur. Mereka ditipu oleh kisah sukses semu mereka. Kesombongan pun terpancar langsung dari tutur kata maupun tindakan. Padahal, kesombongan adalah pertanda awal dari sebuah kejatuhan.

Enam, selain takabur, ketidaktahudirian selalu bergandengan dengan kerakusan. Karena tak kenal dirinya sendiri, rasa hampa selalu datang menghantui. Rasa rakus tumbuh secara alami, dan berusaha dipuaskan dengan uang dan kekuasaan. Sayangnya, penderitaan tetap menghantui, dan rasa kosong di dalam hati tetap menggerogoti diri.

Tujuh, ketika diberikan kedudukan, orang-orang yang tidak tahu diri akan langsung menyalahgunakannya. Kekuasaan mereka tidak akan berkelanjutan, karena berpijak pada kerakusan dan kebutaan. Yang terjadi justru sebaliknya, kerugian moral, spiritual dan ekonomis akan langsung tercipta di dalam kepemimpinan mereka.

Mendidik Tahu Diri
Dua hal kiranya diperlukan, guna mencegah menyebarnya ketidaktahudirian. Pertama, unsur pendidikan yang bermutu amatlah penting disini.
Dua, Tiap diri harus berperan di dalam memberi teladan yang baik bagi lingkungan sosial.

Tulisan ini hanyalah sebuah bentuk instrospeksi akan ketidaktahuan diri.

Antagonis - Politik

Antagonis - Politik Faktor Penyebab Beberapa sebab utama dari krisis politik ini, yakni feodalisme, oligarki dan banalitas kejahat...